Sunday 27 August 2017

Kadarzi Indikator Forex


(KODE. FISIP-AN-0027). SKRIPSI PENGARUH PENGAWASAN TERHADAP DISIPLIN KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL PADA KANTOR SEKRETARIAT DPRD A. Latar Belakang Peranan Sumber Daya Manusia merupakan salah satu faktor utama yang sangat penting dalam suatu organisasi. Pemanfaatan Sumber Daya Manusia ecara efektif merupakan jalan bagi suatu organisasi untuk memperthnkan kelangsungan hdup dan pertumbuhan dimasa yang akan datang. Denga kata lain, keberhasilan atau kemunduran suatu organisasi tergantung pada keahlian dan keterampanan pegawainya masing-masing yang bkerja didalamnya. Pegawai Negeri Sipil merupakan Sumber Daya Manusia Aparatur Negara yang bertugas memberikan pelayanan kepada masyarakat secara profesional, jujur, adil dan merata dalam penyaleggaraan tugas negara, pemerinahan dan pembangunan, dengan dilandasi kesetiaan, dan ketaatan kepada pancasila dan Undang-undang 1945. Kedudukan dan peranan Pegawai Negeri Sipil di Indonesia dirasakan semakin penting untuk menyelenggarakan pemerinthan dan pemabngunan dalam usaha mencapai tujuan nasional yaitu mewujudkan masyarakat yang madani yang taat akan hukum, berperadapan moderno, demokratis, makmur, adil dan bermoral tinggi. Kedudukan dan peranannya yang penting menyebabkan Pegawai Negeri Sipil senantiasa dituntut supaya memiliki kesetiaan dan ketaatan penuh dalam menjalankan tugas-tugasnya dan memusatkan seluruh perhatian serta megerahkan segala daya dan tenaga secara berdaua guna dan berhasil guna. Disiplin pada hakikatnya adalah pencerminan nilai kemandirian yang dihayati dan diamalan oleh setiap individu dan masyarakat suatu bangsa dalam kehidupan. Untuk membina Pegawai Negeri Sipil yang memiliki kesetiaan dan ketaatan penuh, telah dikeluarkan peraturn tentang disiplin pegawai negeri. Dalam peraturan Pemerintaha Nomor 30 de outubro de 1980 dan telah diatur dengan jelas kewajiban yang harus ditaati dan larangan yang tidak boleh dilanggar oleh setiap Pegawai Negeri Sipil yang melakukan pelanggaran disiplin. Dengan ditetapkannya peraturan tentang disilin bagi Pegawai Negeri Sipil adalah penting guna menjamin tata tertib dan kelancaran pelaksanaan tugas-tugas yang dipercayakan kepada mereka. Karena kedisiplinan merupakan kunci atau pra syarat bagi suksesnya pelaksanaan tugas-tugas yang dipercayakan oleh organisasi. Maka untuk menjamin terlaksananya seluruh tugas-tugas sesuai dengan apa yang telah direncanakan oleh organisasi tersebut, kesiapan sluruh pegawai baik itu kemampuan maupun kemauan yang tinggi sangat diharapkan didalam melaksanakan seluruh kegiatan organisasi serta menuntut adanya kedisiplinan yang tinggi dari para pegawai. Karena tanpa kedisiplianan akan timbul berbagai macam alternativo yang mengancam terealisasinya tujuan yang hendak di capai. Pegawai Negeri harus dapat memeriksa secara sadar dan menganggap sikap disiplin kerja tersebut sebagai kewajiban dan tanggung jawabnya. Dan ini pun berlaku juga bagi seluruh pegawai di kantor Sekretariat DPRD Kabupaten X. Menurut penamatan penulis, kedisiplinan de Kantor Sekretriat DPRD Kabupaten X memang sudah cukup baik, namun demikian dalam setiap intansi atau organiza pasti masih ada saja pegawai yang kurang disiplin dan kurang optimal dalam Melaksanakan yugas-tugas kedinasan bahkan belum memahami peraturan perundang-undangan yang menjadi pedoman kerja ayau peraturan. Hal ini dapat terlihat dari kebisaan pegawai, seperti terlambat masuk kerja, pulang kerja lebih awal dari waktu yang ditentukan, masih adanya pegwai yang tidak mentaati peraturan dalam berpakaian dan masih ditemu adanya pegawai keluar kantor tanpa izin pimpinan bahkan untuk urusan yang yidak berhubungan sama sekali dengan Tugasnya. Tentu saja hal ini dapat mengakibatkan pekerjaanyan menjadi tidak efektif dan efisien. Oleh karena itu, adanya Suatu sistema pengawasan yang baik sangat penting dan berpengaruh dalam proses pelaksanaan kegiatan dalam organisasi. Karena Pengawasan dianggap sebagai salah satu alternatif yang berhubunagn dengan pencegahan dan tindakan bagi Pegawai Negeri Sipil yang melanggar peraturan disiplin. Hal ini dapat dilihat dari apa yang dikemukakan por Sujamto (1998. 18), bahwa pengawasan adalah segala usaha dan kegiatan untuk mengetahui dan menilai kenyataan yang sebenarnya mengenai pelaksanaan tugas atau kegiatan apakah sesuai dengan apa yang semestinya atau tidak. Dan lebih lanjut pengawasan merupakan bagian dari fungsi menajemen yang diharapkan mempu menciptakan efisiensi dan efektifitas kerja yang dilakukan oleh para pegawai. Dengan pengawasan yang baik diharapkan akan berkurangnya kesalahan dan penyimpangan yang terjadi. Tugas seorang pemimpin adalah untuk mengawasi para pegawai yang ada dalam lingkup organisasinya. Dari pendapat tersebut jelalah bahwa peranan pengawasan adalah sesuatu hal yang sangat essensial dan tidak dapat diabaikan. Karena, pada hakekat nyan pengawasan adalah suatu usaha untuk mendeteksi kegiatan yang dilakukan oleado pegawai apakah kegiatan tersebut telah mengikuti peraturan yang telah ditetapkan oleh organizami serta untuk menilai pegawai dalam hal ketaatanya dan mematuhi kebijakan-kebijakan yang berlaku. Pengawasan adalah kewajiban setiap atasan untuk mengatasi setiap bawahannya yang bersifat preventif dan pembinaan, untuk menciptakan aparatur yang lebih efektif, efisien, bersih dan berwibawa terutama dalam menanggulangi masalah korupsi, penyalahgunaan wewenang, kebocoran dan pemborosan keuangan Negara. Sehingga pimpinan dapat mengetahui kegiatan-kegiatan nyata diari setiap aspek serta permasalahan pelaksanaan-pelaksanaan tugas dalam lingkungan suatu organisasi masing-masing yang selanjutnya bilamana terjadi penyimpangan, dapat segera langsung dapat mengambil langkah-langakh perbaikan dan tindakan seperlunya sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya serta Peratiran perundang-undangan yang berlaku. Darias uraian diatas, maka untuk memperkecil atau mengurangi ruang gerak dari permasalahan tersebut mka setiap pemimpin satuan organisasi harus jeli melihat pentingnya pelaksanaan pengawasan dalam meningkatkan disiplin kerja pegawai, Bedasarkan dari uraian diatas penulis memilih tugas akhir dengan judul. Pengaruh Pengawasan Terhadap Disiplin Kerja Pegawai Negeri Sipil Pada Kantor Sekretariat DPRD Kabupaten X B. Perumusan Masalah Beetitik tolak dari uraian sebelumnya, maka yang menjadi rumusan masalahnya adalah. Bagaimana pengaruh pengawasan terhadap disiplin kerja pegawai negeri sipil pada kantor sekretariat kabupaten X. C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah. 1. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh pengawasan terhadap disiplin kerja pegawai negeri sipil pada Kantor Sekretariat DPRD Kabupaten X. 2. Untuk mengetahui pelaksanaan pengawasan pada Kantor Sekretariat DPRD Kabupaten X. 3. Untuk mengetahui bagaimana tingkat disiplin pegawai negeri sipil pada Kantor Sekretariat DPRD Kabupaten XDManfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan bermanfaat dan berguna dalam hal. 1. Untuk meningkatkan dan mengembangkan kemampuan berpikir penulis melalui karya ilmiah dan untuk menerapkan teori-teori yang penulis peroleh selama perkuliahan. 2. Sebagai bahan masukan bagi pihak-pihak yang membutuhkan khususnya bagi Kantor Sekretariat DPRD Kabupaten X. 3. Sebagai bahan tambahan referensi untuk penulisan yang relevan. E. Sistematika Penulisan BAB I. PENDAHULUAN Bab ini beisikan latar belakang masalah, masalah perumusana, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka teori, hipotesis, definisisi konsep, definisisi operasional, dan sistematika penulisan. BAB II. METODE PENELITIAN Bab ini berisikan bentuk penelitian, lokasi penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan dados, teknik penetuan skor, dados de analisação de dan teknik. BAB III. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Bab ini meliputi gamaran umum lokasi penelitian, sejarah singkat berdirinya organisasi, kedudukan, tugas dan fungsi struktur organisasi. BA IV. DADOS DO PENYAJIAN Bab ini berisikan tentang data-data yang diperoleh dari hasil penelitian dan memberikan interpretasi dados dados yang di peroleh sehingga dapat menjawab permaslahan yang sudah dirumuskan. BAB V. ANALISA DATA DAN INTERPRETASI DATA Bab ini membahas tentang analisa dan interpretasi dari dados yang di peroleh sehingga dapat menjawab permaslahan yang sudah dirumuskan. BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisikan kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan dan saran yang dianggap penting bagi pihak yang membutuhkan. Anda baru saja membaca artikel yang berkategori skripsi FISIP dengan judul SKRIPSI PENGARUH PENGAWASAN TERHADAP DISIPLIN KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL PADA KANTOR SEKRETARIAT DPRD. Jika kamu suka, jangan lupa como dan bagikan keteman-temanmu ya. De. Gudang Makalah Artikel Menarik Lainnya. Skripsi FISIP Ditulis oleh: Kor Labedeh - 1 Komentar untuk SKRIPSI PENGARUH PENGAWASAN TERHADAP DISIPLIN KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL PADA KANTOR SEKRETARIAT DPRD Broker Terbaik 8211 Dapatkan Banyak Kelebihan Trading Bersama FBS, bergabung sekarang juga dengan kami trading forex fbsindonesia. co. id ---- ------------- Kelebihan Broker Forex FBS 1. FBS MEMBERIKAN BONUS DEPÓSITO HINGGA 100 SETIAP DEPÓSITO ANDA 2. SPREAD DIMULAI DARI 0 Dan 3. DEPÓSITO DAN PENARIKAN DANA MELALUI BANCO LOKAL Indonésia dan banyak lagi yang lainya Buka akun anda di fbsindonesia. co. id ----------------- Jika membutuhkan bantuan hubungi kami melalui: Tlp. 085364558922 BBM. D04A8185Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami membahas mengenai 8220HEWAN VERTEBRATA: MAMALIA8221 Makalah ini dibuat dengan berbagai sumber kajian dan beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian. 1.1 LATAR BELAKANG Masalah gizi disebabkan oley factor de banyak yang saling terkait. Secara langsung keadaan gizi dipengaruhi oleh kecukupan asupan makanan dan keadaan kesehatan individu. Kedua factor tersebut selain dipengaruhi oleh masalah ekonomi dan pelayanan kesehatan juga dipengaruhi oleh pola asuh anak tidak memadai. Oleh karena itu masalah gizi harus dipecahkan melalui pendekatan keluarga, dan melalui pendekatan terpadu, tidak hanya dari masalah kesehatan saja, melainkan harus melibatkan sector terkait. Masalah gizi terjadi pada setiap siklus kehidupan, dimulai sejak dalam kandungan (janin), anak dewasa dan usia lanjut. Periode dua tahun pertama kehidupan merupakan masa kritis, karena pada masa ini terjadi pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat. Gangguan gizi yang terjadi pada periode ini bersifat permanen, tidak dapat dipulihkan walaupun kebutuhan gizi pada masa selanjutnya terpenuhi. Di dalam Undang-undang nomor 25 tahun 2000 tentang Programa Pembangunan Nasional (Propenas) dan di dalam visi Indonésia Sehat 2010, ditetapkan bahwa 80 keluarga menjadi Keluarga Mandiri Sadar Gizi (KADARZI), karena keluarga mempunyai nilai yang amat strategis dan menjadi inti dalam pembangunan seluruh Masyarakat, serta menjadi tumpuan dalam pembangunan manusia seutuhnya. 1.2 RUMUSAN MASALAH - apakah yang di maksud KADARZI. - Indikator apa sajakah yang menyakut kadargizi. - Apa tujuan kadarzi. 1.3 TUJUAN KADARZI Tujuan umum dari kadarzi adalah seluruh keluarga berperilaku sadar gizi. Sedangkan tujuan khususnya adalah. 1. Meningkatnya kemudahan keluarga dan masyarakat memperoleh informasi gizi. 2. Meningkatnya kemudahan keluarga dan masyarakat memperoleh pelayanan gizi yang berkualitas. 2.1 KADARZI PENGERTIAN (KELUARGA SADAR GIZI) Keluarga sadar gizi (Kadarzi) adalah suatu keluarga yang mampu mengenal, mencegah dan mengatasi masalah gizi setiap anggotanya. (ASI) saja kepada bayi sejak lahir sampai umur 6 bulan (ASI eksklusif), makan beraneka raga, menggunakan garam beryodium, minum (em inglês), moan karen Suplemen gizi (Kapsul vitamina A dosis tinggi) (Depkes RI, 2007). KADARZI adalah keluarga yang setiap anggotanya menerapkan perilaku gizi yang baik sebagai berikut: a. Menimbang berat badan secara teratur. B. Memberikan Air Susu Ibu (ASI) saja kepada bayi sejak lahir sampai umur enam bulan (ASI Eksklusif). C. Makan beranekaragam makanan. D. Menggunakan garam beryodium. E. Balita dan ibu nifas minum kapsul vitamina A, ibu hamil minum Tablet Tambah Darah sesuai anjuran. Kadarzi merupakan keluarga yang seluruh anggota keluarganya melakukan gizi seimbang, mampu mengenali masalah kesehatan dan gizi bagi setiap anggota keluarganya, dan mampu mengambil langkah-langkah untuk mengatasi masalah gizi yang dijumpai oleh anggota keluarganya. Suatu keluarga disebut KADARZI apabila telah berperilaku gizi yang baik secara terus menerus. Dalam hal ini, keluarga merupakan tatanan masyarakat terkecil dan paling inti dengan beranggotakan bapak, ibu, dan anak-anak. Di sinilah tata cara nilai, norma, kepedulian dan kasih sayang terbina sejak dini. Dalam keluarga, sumber daya dimiliki dan dimanfaatkan untuk memenuhi berbagai kebutuhan termasuk kebutuhan fisik yang paling dasar yaitu makan dan minum. Ditingkat keluarga juga dilakukan pengambilan keputusan tentang makanan, gizi dan kesehatan dilaksanakan. Masalah yang terjadi ditingkat keluarga seperti gizi kurang, gizi buruk, anemia dan sebagainya, sangat erat kaitannya dengan perilaku keluarga yang bersangkutan selain akar masalah adalah kemiskinan. Pemahaman Kadarzi oleh semua yang bertujuan mewujudkan keluarga sehat, cerdas dan mandiri sangat diperlukan untuk menjadikan bangsa sehat dan negara kuat (Syahartini, 2006). 2.2 INDIKATOR KELUARGA SADAR GIZI Indikator keluarga sadar gizi digunakan untuk mengukur tingkat sadar gizi keluarga. Menurut Depkes (2007), ada 5 indikator kadarzi yang meliputi. Penimbangan berat badan secara teratur, memberikan ASI saja kepada bayi sejak lahir sampai umur 6 bulan (ASI Eksklusif), makan beraneka ragam, menggunakan garam beryodium, memberikan suplemen gizi (kapsul vitamina A pada balita) sesuai anjuran. uma. Memantau pertumbuhan balita dengan menimbang Berat Badan balitanya secara teratur Menurut Soekirman (2000) status gizibalita erat hubungannya dengan pertumbuhan anak, por karena itu perlu suatu ukuran alat untuk mengetahui adanya kekurangan gizi dini, monitorando penyembuhan kurang gizi dan efektivitas suatu programa pencegahan. Sejak tahun 1980 - um pemantauan berat badan anak balita telah dilakukan dihampir semua desa di Indonesia melalui posyandu. Dengan meningkatkan mutu penimbangan dan pencatatannya, maka melalui posyandu dimungkinkan untuk memantau status gizi setiap anak balita di wilayahnya (Soekirman, 2000). Pemantauan pertumbuhan balita yang dilakukan dengan menimbang selain di posyandu bisa juga dilakukan di rumah atau tempat lain setiap bulan dengan menggunakan alat penimbang badan. Dapat dipantau dengan melihat catatan penimbangan balita pada KMS selama 6 bulan terakhir yaitu bila bayi berusia gt 6 bulan ditimbang 4 kali atau lebih berturut-turut dinilai baik dan jika kurang dari 4 kali dianggap belum baik. Bila bayi 4-5 bulan ditimbang 3 kali atau lebih dinilai baik dan jika kurang dari 3 kali dinilai belum baik. Bila bayi berusia 2-3 bulan ditimbang 2 kali atau lebih berturut-turut dinilai baik dan jika kurang dinilai belum baik, dan pada bayi yang masih berumur 0-1 bulan, baik jika pernah ditimbang dan belum baik jika tidak pernah ditimbang (Depkes RI, 2007). Ada beberapa hal yang mempengaruhi kesinambungan seorang ibu membawa balitanya ke posyandu untuk ditimbang yaitu. Tingkat pengetahuan responden terhadap penimbangan, sikap responden terhadap penimbangan, manfaat yang dirasakan dalam penimbangan balita, kepuasan pelayananpenimbangan balita, jadwal pelayanan, tempat pelayanan, tingkat partisipasi tokoh masyarakat (Lius, 1994). B. Memberikan ASI Eksklusif ASI Eksklusif merupakan makanan terbaik bagi bayi. Pemberian ASI Eksklusif adalah menyusui bayi secara murni. Bayi hanya diberi ASI saja tanpa cairan lain seperti susu, jeruk, madu, ar, ar putih, dan tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan tim (Danuatmojo, 2004). ASI sangat baik diberikan kepada bayi segera setelah dia lahir karena ASI merupakan gizi terbaik bagi bayi dengan komposisi zat-zat gizi didalamnya secara óptimo mampu menjamin pertumbuhan tubuh bayi. Kualitas zat gizi ASI juga terbaik karena mudah diserap dicerna oley usus bayi. Pemberian makanan padattambahan yang terlalu dini dapat mengganggu pemberian ASI Eksklusif serta meningkatkan angka kesakitan pada bayi. Tidak ditemukan bukti yang menyokong bahwa pemberian makanan tambahan sebelum 4 atau 6 bulan lebih menguntungkan. Bahkan sebaliknya, hal ini akan mempunyai dampak negativo terhadap kesehatan bayi dan tidak ada dampak positif untuk pertumbuhan dan perkembangan (Roesli, 2008). ASI yang juga merupakan makanan yang sempurna, seimbang, bersih sehat. Dapat diberikan setiap saat dan mengandung zat kekebalan serta dapatmenjalin hubungan kasih sayang antara ibu dan bayi (Syahartini, 2006). Namun masih banyak ibu yang tidak memberikan bayinya ASI Eksklusif dengan faktor penyebab antara lain. - Produksi ASI yang kurang atau tidak keluar sama sekali, - Umur dimana ibu yang berusia muda kurang mengetahui manfaat pemberian ASI Eksklusif, - Penghasilan keluarga keluarga dengan penghasilan besar menginginkan anak yang sehat sehingga mereka membeli dan memberikan susu atau makanan lain kepada bayinya tanpa mereka sadari Bahwa ASI dapat mencukupi sampai berumur 6 bulan, - Status kesehatan ibu pikiran kacau dan emosi saat menyusui mengakibatkan bayi cengeng, - Kurang persiapan ibu saat menghadapi masa laktasi sehingga ASI tidak keluar pada masa 1-3 hari setelah melahirkan, sehingga pemberian ASI tidak lancar danibu Memilih memberi bayinya susu fórmula dengan sendirinya ASI Eksklusif terabaikan (Fatimah, 2007). C. Makan beranekaragam makanan Makanan beragam artinya makanan yang bervariasi (monóton de tidak). Variasi berarti susunan hidangan itu berubah dari hari-kehari. Jenis makanan atau masakan yang tersusun menjadi hidangan juga harus menunjukkan kombinasi, artinya dalam satu kali hidangan, misalnya makan siang, susunan tersebut terdiri dari masakan yang berlain-lainan. Unskkai kondisi demikian maka bahan makanan yang dipergunakan dan juga jenis masakannya atau cara memasaknya harus selalu beraneka ragam (Sediaoetama, 2006). Menurut Depkes RI (2007), makan beraneka ragam makanan adalah keluarga mengonsumsi makanan pokok, lauk pauk, sayuran dan buah setiap hari. Susunan makanan menurut Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS) Departemen Kesehatan RI yaitu: 1) Beragam, apabila dalam setiap kali makan hidangan terdiri dari makanan pokok lauk pauk, sayur, buah atau makanan pokok lauk pauk sayur 2) Tidak Beragam, apabila dalam setiap kali Makan hanya terdiri dari 2 atau 1 jenis pangan. D. Menggunakan garam berjodium dalam makanannya Garam beryodium baik adalah garam yang mempunyai kandungan yodium dengan kadar yang cukup (gt30 ppm kalium yodat). Garam beryodium sangat perlu dikonsumsi oleh keluarga karena zat iodium diperlukan tubuh setiap hari. Gangguan akibat kekurangan yodium (GAKY) menimbulkan penurunan kecerdasan pada anak-anak, gangguan pertumbuhan dan pembesaran kelenjar gondok (Depkes RI, 2005). Namun demikian garam juga tidak dianjurkan dikonsumsi secara berlebihan karena garam mengandung natrium, yang mana kelebihan natrium dapat memicu timbulnya penyakit tekanan darah tinggi. Tekanan darah tinggi merupakan pencetus terjadinya stroke yaitu pecahnya pembulu darah di otak. Stroke merupakan penyebab kematian pada orang dewasa di atas 40 tahun. Sedangkan penyakit tekanan darah tinggi membawa resiko timbul penyakit jantung pada orang dewasa. Karena itu konsumsi garam yang dianjurkan tidak lebih dari 6 grama atau satu sendok setiap harinya (Depkes RI, 1996). Untuk mengetahui garam yang digunakan oleh keluarga mengandung yodium atau tidak secara umum dapat dilakukan dengan dua cara yaitu melihat ada tidaknya etiqueta garam beryodium atau melakukan teste yodina. ............................................................... E. Pemberian Kapsul Vitamina A Pada Balita Telah lama dikenal persenyawaan dengan aktifitas vitamina A, misalnya vitamina A1 yang terdapat dalam jaringan mamalia dan ikan laut, vitamina A2 pada ikan tawar. Vitamina A larut dalam lemak, estabil terhadap suhu yang tinggi dan tidak dapat diekstraksi oleh air yang dipakai untuk merebus makanan. Akan tetapi vitamina A dapat dihancurkan oleh pengaruh oksidasi, cara memasak bahan makanan secara biasa tidak mempengaruhi keadaan vitamina A. Kekurangan vitamina A menyebabkan Xerofthalmia. Kekurangan tersebut tersebar luas dan merupakan penyakit gangguan gizi pada manusia yang sangat penting. Di Indonesia penyakit tersebut merupakan salah satu diantara 4 masalah gizi utama, prevalensi tertinggi terdapat pada anak-anak dibawah 5 tahun (Pudjiadi, 2000). Sering kali kebutuhan vitamina A tidak terpenuhi dengan makan sehari-hari. Kebutuhan ini dapat dipenuhi dengan pemberian vitamina A dose tinggi 100.000 SI (kapsul biru) untuk balita umur 6-11 bulan dan vitamina A dose tinggi 200.000 SI (kapsul merah) untuk balita umur 12-59 bulan. Pemberian vitamina A dilakukan setiap bulan Februari dan Agustus dan dapat diperoleh di posyandu maupun dipuskesmas (Depkes RI, 2007). 2.2.1 STRATEGI PENCAPAIAN Strategi untuk mencapai sasaran KADARZI adalah sebagai berikut. 1) Meningkatkan fungsi dan peran posyandu sebagai wahana masyarakat dalam memantau dan mencegah secara dini gagguan pertumbuhan balita. 2) Menyelenggarakan pendidikanpromosi gizi secara sustematis melalui advokasi, sosialisasi, Komunikasi Informasi Edukasi (KIE) dan pendampingan keluarga. 3) Menggalang kerjasama dengan lintas sektor dan kemitraan dengan swasta dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) serta pihak lainnnya. Dalam mobilisasi sumberdaya untuk penyediaan pangan rumah tangga, peningkatan daya beli keluarga dan perbaikan asuhan gizi. 4) Mengupayakan terpenuhinya kebutuhan suplementasi gizi terutama zat gizi mikro dan MP-ASI bagi balita GAKIN. 5) Meningkatkan pengetahuan dan Keterampanan petugas puskesmas dan jaringannya dalam pengelolaan dan tatalaksana pelayanan gizi. 6) Mengupayakan dukungan sarana dan prasarana pelayanan untuk meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan gizi di puskesmas dan jaringannya. 7) Mengoptimalkan surveilans berbasis masyarakat melalui Pemantauan Wilayah Setempat Gizi, Sistem Kewaspadaan Dini Kejadian Luar Biasa Gizi Buruk dan Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi. 2.3 TUJUAN PEMBINAAN KELUARGA SADAR GIZI Tujuan Pembinaan Keluarga Sadar gizi (KADARZI) adalah a. Menimbang balita ke posyandu secara berkala. B. Mampu mengenali tanda-tanda sederhana keadaan kelainan gizi (gizi kurang dan gizi lebih) c. Mampu menerapkan susunan hidangan yang baik dan benar, sesuai dengan Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS). D. Mampu mencegah dan mengatasi kejadian atau mencari rujukan, manakala terjadi kelainan gizi di dalam keluarga. E. Menghasilkan makanan melalui pekarangan 2.4 PROGRAMA PELAKSANAAN KADARZI Salah satu bentuk programa pelaksanaan KADARZI di lapangan adalah melakukan kegiatan konseling. Tentunya dalam melakukan konseling gizi tersebut diperlukan kemampuan petugas pembina untuk memahami bagaimana karakter keluarga binaan (need assesment sasaran), tingkat pengetahuan gizi keluarga binaan, kondisi kesehatan dan gizi keluarga binaan, serta lingkungan lain yang mendukungmenghambat perilaku gizi keluarga. Namun kendala yang dihadapi adalah masih kurangnya tingkat pengetahuan dan ketrampilan kader Posyandugizikesehatan dalam upaya pembinaan terutama untuk melakukan konseling gizi keluarga. Sehingga ketrampilan dan pengetahuan petugas pembina (baik kader giziposyandu maupun kader kesehatan) sebagai pelaksana pendidilkan não formal sangat menentukan, karena permasalah yang muncul dari keluarga binaan sangatlah beragam. 2.4.1 PROGRAMA CONTOH PELAKSANAAN KADARZI Berdasarkan jalial penelitian di sebuah wilayah di Medan, didapatkan bahwa penerapan KADARZI tidak jauh berbeda antara keluarga mampu dan keluarga tidak mampu secara ekonomi. Makanan yang disajikan sudah cukup beranekaragam yang terdiri dari nasi, lauk-pauk, dan sayur-mayur. Keanekaragaman makanan yang disajikan pada keluarga berekonomi mampu lebih banyak dibanding keluarga tidak mampu. Akan tetapi, pemberian ASI eksklusif hingga bayi berusia 6 bulan lebih banyak diterapkan pada keluarga tidak mampu. Sedangkan dalam pemakaian garam beryodium pada keluarga mampu maupun keluarga tidak mampu sama-sama menggunakan garam beryodium. Jadi, dari uraian diatas didapatkan kesimpulan bahwa tingkat ekonomi cukup berperan dalam pemenuhan gizi sebuah keluarga. 2.4.2 KADER PENDAMPING KADARZI Kader pendente de keluarga adalah kader atau tokoh masyarakat yang dipilih dari dan oleh masyarakat serta ditugaskan por Kepala DesaLurah. Pendampingan keluarga adalah upaya membimbing, memberi semangat, nasehat dan kemudahan kepada keluarga sasaran untuk mengenal, mencegah dan mengatasi masalah gizi yang dihadapinya. 2.4.3 TUJUAN PENDAMPINGAN KELUARGA a) Membawa balitanya datang ke posyandu secara teratur setiap bulan. B) Membawa balita BGM (Bawah Garis Merah), balita tidak naikberat badannya dua kali berturut-turut (2T), balita sakit atau diduga gizi buruk ke PolindesPoskesdes, Pustu, Puskesmas. C) Memberikan ASI saja kepada bayi sampai berusia 6 (enam) bulan. D) Makan beraneka ragam makanan. E) Menggunakan garam beryodium. F) Mínima vitamina Kapsul A bagi balita, ibu nifas dan tablet tambah darah bagi ibu hamil sesuai anjuran. 2.4.4 SASARAN PENDAMPINGAN KELUARGA Sasaran pendampingan adalah keluarga, diutamakan yang mempunyai critérios sebagai berikut: a. Keluarga dengan balita yang sangat kurus, atau tidak naik berat badannya dua kali berturut-turut, BGM, termasuk balita gizi buruk pasca rawat inap. B. Keluarga dengan ibu hamil yang sangat kurus, mengalami gejala kurang darah (anemia). C. Keluarga yang mempunyai bayi 0-6 bulan. 2.5 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT SADAR GIZI KELUARGA a. Pengetahuan dan Pendidikan Ibu Pendidikan yang rendah belum tentu kurang mampu menyusun makanan yang memenuhi persyaratan gizi dibandingkan dengan seseorang yang pendidikannya lebih tinggi. Walaupun pendidikan seorang ibu itu rendah akan tetapi dia bisa mendapatkan pengetahuan gizi dari luar formal seperti dari penyuluhan, diskusi, dll. Tetapi memang perlu dipertimbangkan bahwa factor tingkat pendidikan turut menentukan mudah tidaknya seseorang menyerap dan memahami pengetahuan gizi yang mereka peroleh. B. Pendapatan Keluarga Keluarga dengan pendapatan terbatas besar kemungkinan tidak dapat memenuhi kebutuhan makanannya, setidaknya keanekaragaman bahan makanan kurang bisa dijamin. Banyak sebab yang turut berperan dalam menentukan besar kecilnya pendapatan keluarga. Pada keluarga dimana hanya ayah yang mencari nafkah tertentu berbeda dengan besarnya pendapatannya dengan keluarga yang mengandalkan sumber keuangan dari ayah dan ibu serta pekerjaan sampingan yang bisa di usahakan sendiri dirumah. Keterbatasan kesempatan kerja yang bisa segera menghasilkan uang, biasanya untuk pekerjaan diluar usaha tani, juga sangat mempengaruhi besar kecilnya pendapatan keluarga. Kemampuan keluarga untuk membeli bahan makanan dalam jumlah yang mencukupi juga amat dipengaruhi oleh harga bahan makanan. Bahan makanan yang mahal harganya biasanya jarang, atau bahkan tidak pernah di beli. Hal ini menyebabkan satu jenis bahan makanan tidak pernah di hidangkan dalam susunan makanan keluarga. Menghadapi ini ada ibu-ibu rumah tangga yang menjalankan cara tertentu. Agar bisa mendapatkan bahan makanan yang mahal dengan harga lebih murah, biasanya mereka berbelanja setelah pasar mulai sepi. Hanya saja masih perlu dipertanyakan apakah para ibu tersebut bisa memilih bahan makanan yang mutu gizinya masih baik. Oleh karena itu tingkat ekonomi keluarga sangat berpengaruh terhadap kemampuan keluarga untuk membeli bahan makanan untuk mencukupi kebutuhan gizi keluarganya (Susidasari, 1999). Keluarga sadar gizi (Kadarzi) adalah suatu keluarga yang mampu mengenal, mencegah dan mengatasi masalah gizi setiap anggotanya. (ASI) saja kepada bayi sejak lahir sampai umur 6 bulan (ASI eksklusif), makan beraneka raga, menggunakan garam beryodium, minum (em inglês), moan karen Suplemen gizi (kapsul vitamina A dosis tinggi) Kadarzi merupakan keluarga yang seluruh anggota keluarganya melakukan gizi seimbang, mampu mengenali masalah kesehatan dan gizi bagi setiap anggota keluarganya, dan mampu mengambil langkah-langkah untuk mengatasi masalah gizi yang dijumpai olegh anggota keluarganya. Suatu keluarga disebut KADARZI apabila telah berperilaku gizi yang baik secara terus menerus. Indikator keluarga sadar gizi digunakan untuk mengukur tingkat sadar gizi keluarga. Menurut Depkes (2007), ada 5 indikator kadarzi yang meliputi. Penimbangan berat badan secara teratur, memberikan ASI saja kepada bayi sejak lahir sampai umur 6 bulan (ASI Eksklusif), makan beraneka ragam, menggunakan garam beryodium, memberikan suplemen gizi (kapsul vitamina A pada balita) sesuai anjuran. V Mahasiswa kiranya dapat mengambil dan menyimpulkan materi dengan baik dalam mengambil referensi serta mampu memahami inti dari penulisan makalah ini. V Disanankan kepada Penulis selanjutnya untuk memperkaya lagi bahan rujukan yang digunakan untuk memperluas cakrawala ilmu yang didapat, juga untuk memperkaya materi yang bisa dipelajari

No comments:

Post a Comment